Senin, 06 Mei 2019

Universitas Syiah Kuala mengadakan acara pentas seni lintas budaya

Sabtu malam (18/8), para mahasiswa PPG Universitas Syiah Kuala mengadakan acara pentas seni lintas budaya dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-73 Republik Indonesia. Acara tersebut dilaksanakan di Aula Asrama Kompas Universitas Syiah Kuala, Kopelma Darussalam. Para mahasiswa PPG dari enam program studi, yaitu Teknik Kimia, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Penjaskesrek), Pendidikan Matematika, dan Pendidikan Bahasa Indonesia mempersiapkan acara ini dengan sangat baik. Mereka tidak hanya menjadi panitia, tetapi juga menjadi peserta yang turut menampilkan pertunjukan seni dari daerahnya masing-masing.
Acara dibuka dengan Tari Ranup Lampuan yang berasal dari Aceh, lalu diikuti dengan Tari Nusantara yang merupakan tari kreasi dan kolaborasi tarian dari beberapa daerah, yakni Aceh, Melayu, Padang, Betawi, dan Papua. Ketua Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Unsyiah, Dr. Samingan, M.Si., turut hadir dan memberikan kata-kata sambutan. Beliau sangat mengapresiasi acara pentas seni ini. “Dengan adanya kegiatan lintas budaya seperti ini kita bisa saling mengenal budaya dan memperkuat tali persaudaraan di antara kita.” Ungkap beliau.
Mahasiswa pendidikan bahasa Indonesia yang baru menjalani PPG selama beberapa minggu membuka acara informal dengan menampilkan teatrikal puisi “Masih Merdekakah Kau Indonesia” karya M. Raudah Jambak. Penampilan seni dalam acara pensi kali ini benar-benar mengusung kebinekaan. Setiap perwakilan daerah menampilkan seni daerahnya. Ada Tari Gayo dari mahasiswa PPG Teknik Kimia, Tari Tulolonna dari mahasiswa asal Makassar, Tari Tak Tong Tong dari mahasiswa asal Padang, paduan suara dari mahasiswa asal Semarang, puisi berantai, gurukustik, dan ditutup dengan Tari Likok Pulo dari mahasiswa asal Aceh.
“Ini kegiatan yang rutin setiap tahunnya ada di program PPG. Kali ini dibuat bertepatan dengan momen17 Agustus dan bertujuan untuk meningkatkan kekompakan teman-teman yang berasal dari berbagai daerah.” Ungkap ketua panitia, Rizki Nurul Ridha. Ia juga berharap semoga melalui acara pensi tersebut semua mahasiswa lebih mengenal berbagai macam kebudayaan, tidak hanya dari Aceh.


Kotributor: Ernita Handayani

Jejak-Jejak Kreatif 100 Seniman/Sastrawan Sumatera Utara

Medanbisnisdaily.com-Medan. Forum sastrawan Deli Serdang (Fosad) bekerjasama dengan Dinas Budaya dan Pariwisata Sumatera Utara, membukukan jejak 100 sastrawan/seniman asal Sumut dengan judul "Jejak-jejak Kreatif 100 Seniman/Sastrawan Sumatera Utara".
Buku yang diberi pengantar oleh Gubernur Sumatera Utara, Tengku Erry Nuradi ini menambah dokumentasi tentang sastrawan/seniman Sumatera Utara yang dalam beberapa tahun terakhir ini memang kurang terarsip.
Kepada medanbisnisdaily.com, Minggu (27/5/2018), inisiator sekaligus penyusun buku ini, Sugeng Satya Dharma mengatakan, tujuan pembuatan buku ini sebagai upaya untuk mendokumentasikan para sastrawan/seniman Sumatera Utara lintas genre dan angkatan.
"Selama ini sastrawan dan seniman di Sumut terus berjuang membangun kesenian di daerah ini. Tapi banyak di antaranya yang tidak tercatat. Dilupakan begitu saja," kata Sugeng.
Sugeng menambahkan, jumlah 100 itu sudah mencakup sastrawan dan seniman lintas genre antara lain teater, musik, film, perupa, tari.
"Aku khawatir kalau tidak dicatatkan, kelak ketika meninggal, jejak mereka sama sekali tidak pernah dicatat. Kenapa 100, itu hanya untuk memudahkan penyebutannya saja. Mereka kuwawancarai satu persatu dan sebelumnya ada yang telah diterbitkan di rubrik Album harian Waspada yang terbit seminggu sekali," kata Sugeng.
Sejumlah nama yang termuat di buku ini antara lain, Triwahjuono Harijadi atau yang lebih dikenal sebagai Yono USU (tokoh komunitas Jede) Yulhasni, Tubagus Ayat Pradipta, Syafrizal Sahrun. Juga ada M.Raudah Jambak, Baharuddin Saputra, Wirja Taufan, Jones Gultom, Porman Wilson Manalu, Edi Siswanto, Ramajani Sinaga, Aishah Basar, Suyadi San, Zulkarnaen Siregar, Bunda Djibril Djuhra, Tsi Taura dan yang lainnya.
Reporter
JONES GULTOM
Editor
RAMITA HARJA

Pertemuan Penyair Nusantara (PPN) XI Kudus 2019

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Hasil final Kurasi Pertemuan Penyair Nusantara (PPN) XI Kudus telah diumumkan. Dalam daftar peserta yang lolos kurasi PPN XI Kudus tedapat 100 pemnyair.
Ketua Panitia Pertemuan Penyair Nusantara (PPN) XI Kudus, Mukti Sutarman Espe menyampaikan bahwa, tim kurator PPN XI Kudus memilih dan meloloskan 50 penyair Indonesia (non-Jawa Tengah) dan 50 penyair Jawa Tengah sebagai peserta PPN XI yang akan berlangsung di Kudus pada 28-30 Juni 2019 mendatang.
Baca Juga:
“Mereka dipilih dari 579 penyair Indonesia dan 178 penyair Jawa Tengah yang telah mengirimkan karya ke Panitia. Pilihan murni berdasarkan kualitas karya dan kesesuaian dengan tema yang ditetapkan oleh Panitia, yakni ‘kemanusiaan dan persaudaraan’,” tutur Mukti Sutarman seperti dikutip dari pengumuman hasil kurasi final PPN XI Kudus 2019, Jumat (22/2/2019).
Ketua panitia menjelaskan, hasil kurasi tersebut ditetapkan oleh para kurator yang terdiri dari Ahmadun Yosi Herfanda, Chavchay Syaefullah, dan Kurnia Effendi (Kurator Nasional), Jumari HS, Mukti Sutarman Espe, dan Sosiawan Leak (Kurator Jawa Tengah).
Berdasarkan hasil penilaian para kurator tersebut, kata Mukti, para penyair yang puisinya lolos adalah sebagai berikut:
I. Penyair Indonesia (Non-Jawa Tengah)
1. A. Rahim Eltara
Membaca Airmata
Di Atas KM Kambuna
2. Alexander Robert Nainggolan
Doa yang Subuh
Kilau Musi
3. Ali Ibnu Anwar
Mantra Bumi Gora
Kontemplasi Tsunami
4. Arco Transept
Rindu dan Epos Nablus
Jam Malam
5. A’yat Khalili
Tanah yang Tanah Kita
Bersyair Setangkai Daun
6. Ayi Jufridar
Tumbal Rasa
7. Aslan Abidin
Abu Goerge Bar Damaskus
The End
8. Ayu Cipta
Dan Kematian Tak Meinggalkanmu
189 Nyawa
9. Ardi Susanti
Tuhan Kita Sama
Bertamu ke Rumahku
10. Anwar Putra Bayu
Surat Imajiner Bana Alabed
11. Badruz Zaman
Bahasa Murni Bahasa Hati
Kepul Tungku Dunia Ibu
12. Bode Riswandi
Enam Bait Stanza untuk Indonesia
Kepada Waktu
13. Dinullah Rayes
Pohon Berbuah Cinta
14. Dewa Putu Sahadewa
Paranoia
15. Dedy Try Riyadi
Lamentasi
16. Emi Suy
Lukisan
Cinta Semesta
17. Fakhrunnas MA Jabbar
Mari Lepaskan Burung-burung Asa di Ladang Mimpi Kita
Seberapa Jauh Lagi Sungai Kecewa Ini Bemuara
18. Fikar W. Eda
Bunga di Boncengan Sepeda
Gerombolan Ajing Liar dari Netherland
19. Fathurrohman
Izrail Membawa Bunga
20. Imam Ma’arif
Aku Mencintaimu, Ina
Tubuh Panggung
21. Iman Sembada
Seorang Ibu Sebatang Kara
Lewat Jalan Lain
22. Isbedy Stiawan ZS
Orang Suci dan Cerita dari Jalan
23. Ibnu PS Megananda
Ballada Gendang Jaipongan
Ballada Puisi Pertanda
24. Kunni Masrohanti
Kekasih dan Bunga Padi
Anak-anak Langit
25. Larasati Sahara
Kita Bertukar Kabar dalam Airmata
Tapalu’e
26. Marhalim Zaini
Agama Manusia
Agama Burung
27. Mustofa W Hasyim
Keroncong dan Balada
28. Mustafa Ismail Tirom
Ladong
29. Mahwi Air Tawar
Kopi Batok
Pengakuan Cinta
30. Mezra E. Pellondou
Ikan Foti
Tiga Bocah Kenari
31. Muhammad De Putra
Kami Anak-anak di Bandar Bakau Dumai
32. M. Raudah Jambak
Tanda Bahasa dan Kata Jiwa
Membaca Awan Menghitung Rintik Hujan
33. Ni Wayan Idayati
Di Lorong Rumah Sakit
Doa Seekor Ikan
34. Pranita Dewi
Benteng
Chaplin
35. Putu Fajar Arcana
Dari Rum ke Manhattan
Keroncong Fado
36. Raedu Basha
Kepulangan Pertama
Membajak Senyum Getir
37. Rida K Liamsi
Jejak Tapak Sang Laksamana
Seperti Elang, Tun dan Parameswara
38. Rini Intama
Surat untuk Oy
Rindayu
39. R Giryadi
Pohon Asam
Manuskrip Kota (20)
40. Salman Yoga S
Bersama di Bawah Langit
41. Sulaiman Juned
Tanda Cinta
Gerimis Jadikan Cinta
42. Sofyan RH. Zaid
Mata Hati Matahari
Penjaga Api
43. Tjahjono Widarmanto
Mangkok dan Kitab Puisi
Mampus Aku Dikutuk Kangen
44. Tri Astoto Kodarie
Mencintaimu Setulus Laut pada Musim
45. Taufik Ikram Jamil
Menulismu Lagi Dan Lagi
Kau Kabarkan Lagi
46. Tulus Wijanarko
Tuah Para Hang
Betepe
47. Ulfatin CH
Serpihan Doa dari Sigi
Catatan Ibu pada Anaknya yang Terluka
48. Warih Wisatsana
Bukan Hanya di Panggung
Kemolekan Landak
49. Wayan Jengki Sunarta
Kucing Biru
Latupa
50. Willy Ana
Miqna
Singal
Simak:
II. Penyair Jawa Tengah
1. Achiar M. Permana
Kisah Sepasang Amandava
Kisah Nyeri dari Sudut Gaza
2. Ade Achmad Ismail
Cerita Luka Batas Desa
3. Aditya Galih Erlangga
Eulogi dan Perihal Kontemplasi
4. Agustav Triono
Air Mata Rohingya
5. Ahmad Dzikron Haikal
Di Antara Pecahan Cahaya
6. Ali D. Musrifa
Lirik Jaka Pekik
7. Apito Lahire
Pupuh Keluh Megatruh
8. Arif Hidayat
Aku yang Mengantarkanmu
9. Bambang Supranoto
Borobudur
10. Dharmadi
Semesta
Masihkah Akan Diledakkan
11. Dian Khristiyanti
Penjual Koran Dekat Tugu Muda
12. Didid Endro S.
Orang-orang Kalah
13. Didiek W.S
Kemanusiaan Matahari dan Rembulan
14. Dimas Nugroho
Bukan Api Tapi Anggur
15. E.S. Wibowo
Sandyakalaning Buana
16. Fadlillah Rumayn
Planet Baru
17. Hafizh Pandhitio
Teruntuk Apa
18. Heru Mugiarso
Palastra
19. Irna Novia Damayanti
An Najah
20. Jesy Segitiga
Si Kaku Biru
21. Joshua Igho
Mata Kanak-kanak
22. Jusuf A.N.
Serpihan Gerimis
23. Kahar Dp
Golden Retriever
Percakapan
24. Leenda Madya
Hujan Mawar di Somalia
25. M. Enthieh Mudakir
Di Kursi Nomor 13-D Tegal Express
26. M. Najibur Rohman
Gaza
27. M.M. Bhoernomo
Mari Bernyanyi
28. Mohamad Iskandar
Duka Cita bagi Rohingya
29. Muhamad Arifin
Surat Cinta untuk Saudaraku
30. Muhsi Siradj
Merindu Gerimis
31. Niken Bayu Argaheni
Sebuah Ketika
32. Reno Septia Budi Laksono
Di Bawah Langit Kudus
Tempo Kini
33. Rohadi Noor
Di Singapura
34. Roso Titi Sarkoso
Senusantara Sekeluarga
35. Serunie Unie
Sebaris Waktu di Ubud
36. Setia Naka Andrian
Berjalan ke Timur
37. Soekoso D.M.
Luka Persaudaraan
Kala Kaucari
38. Sri Budiyanti
Air Mata Rohingya
39. Sri Wintala Achmad
Rumah Cinta
40. Sulis Bambang
Persaudaraan Kita
41. Sulis Setiani
Ironi Kemanusiaan
42. Sus S. Hardjono
Happynes is Pass to Life within Scare
43. Tegsa Teguh Satriyo
Meneroka Arah
44. Tiyo Ardianto
Moga
45. Ustadji Pantja Wibiarsa
Bersaudara Kita
46. Warsono Abi Azzam
Puisi Putih
47. Widya Prona Rini
Pintu Depan
48. Yani Al-Qudsy
Kanibal
49. Yanu Faoji
Menatap Mata Palestina
Imigran dari Surga
50. Yuditeha
Engklek
Sekretaris Panitia PPN XI Kudus, Reyhan M Abdurrohman menambahkan, para penyair yang telah lolos kurasi akan mendapatkan undangan untuk hadir pada PPN XI 2019 di Kudus.
“Perserta juga akan mendapatkan surat pernyataan kesediaan untuk hadir pada perhelatan PPN XI 2019 di Kudus,” kata Reyhan.
“Keputusan hasil kurasi dari kurator bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat,” imbuhnya. (red/nn)
Editor: Achmad S.