Sabtu, 30 September 2023

sEMpRO0 sIDAng












 

RAUDAH JAMBAK
































 

Naskah Monolog

 



(pilihan Naskah lomba monolog) Tumor karya M. Raudah Jambak

PENTAS BISA DIMANA SAJA. BISA MENGGAMBARKAN APA SAJA. LAMPU BRMAIN SUASANA. MUSIK BERMAIN SITUASI. TERSERAH. TAPI YANG JELAS SEORANG LELAKI TERLIHAT SIBUK. DENGAN BERPAKAIAN YANG TERSERAH. MEMBOLAK-BALIKKAN LEMBAR KORAN. SEOLAH MENCARI SESUATU. MEMBUKA HALAMAN DEMI HALAMAN BUKU. MENCARI DI FILE KOMPUTER. MENULISKAN SESUATU DIKERTAS. MEMBUANGNYA. MENULIS SESUATU DI KERTAS, LALU MEROBEK-ROBEKNYA. MENGACAK-ACAK RAMBUT. MENYERUPUT KOPI. KEMUDIAN MENGAMBIL SEBATANG ROKOK. MENYALAKANNYA. MENGHISAPNYA DALAM-DALAM. PENUH KENIKMATAN.
            LELAKI ITU TIDAK BERAPA LAMA BERGERAK MONDAR-MANDIR SEOLAH SEDANG MENCARI INSPIRASI BARU DAN TERKEJUT KETIKA IA MENGINJAK SESUATU DAN TERPELESET.
Aduh....! sialan ! Siapa yang membuah sampah sembarangn ! Binatang ! Jin tanah, jin api, jin air, jin udara. Jin segala jin ! Setan ! Sumpah ! Eh, maaf. Ada kalian. Dan mumpung ada kalian, aku mau bertanya. Ah, tak usah kuatir. Aku masih bisa kontrol. Ya, iyalah. Sebab kontrol adalah nama lain dari nama asliku. Nama asliku? Aku Syaiful. Hehehe. Tenang. Boleh aku bertanya kan? Boleh? Oke. Trims. Siapa ya kira-kira yang membuah sampah sembarangan ini? Tak apa-apa. Aku mau kasih sesuatu. Kalau dia laki-laki akan kuajak diskusi. Bukan konfrontasi. Nah, kalau dia perempuan akan kujadikan ... hus, bukan istri, tapi inspirasi ... hehehe,,, ah, masak!? Kalian menuduh. Aku!? Ya, sudahlah. Kalau memang aku, berarti tidak ada persoalan. Walaupun sebenarnya aku sering bermasalah dengan diriku sendiri. Ya, sudahlah. Ooo, anu... tunggu sebentar.
LELAKI ITU SECEPAT KILAT MENCARI-CARI SESUATU DI LACI. DI ATAS MEJA DAN DITUMPUKAN-TUMPUKAN SAMPAH. LALU TERTAWA SUMRINGAH KETIKA MENEMUKAN SEBUAH KERTAS YANG SUDAH REMUK. KEMUDIAN MENARI-NARI KEGIRANGAN.
Ah, ini dia. Hahaha. Aku sedang melakukan riset dan menjadikannya cerpen. Bukan begitu. Ini contoh keseriusanku. Aku menulis karena itu aku ada. Aku ada karena itu menulis. Hehehe. Ah, coba kalian simak. Ya, simak. Tidak. Aku tidak akan terlihat sentimentil. Aku akan membaca cuplikannya berapi-api. Ya. Begitu. Nah, begini.
LELAKI ITU LALU MULAI MEMBACA. SEPERTI SEORANG DEKLAMATOR
Diruas ranting perjalanan semut semut beriringan. Hari sekuning cahaya. Embun yang terus menerus menitik tadi pagi, sudah lama mengering. Melahirkan debu. Di antara semut yang beriringan, seekor diantaranya, terpeleset jatuh. Tepat diatas daun yang yang berlayar bersama air mengalir. Arusnya sangat perlahan, seperti seekor ulat yang merayap dipatahan-patahan ranting. Ini bulan yang kesekian.
LELAKI ITU BERHENTI MENYERUPUT KOPI. LALU MELIRIK KE PENONTON. ADA PERASAAN MALU.
Hehehe. Sebenarnya, cerita ini hampir seratus persen bercerita tentang aku. Apa!? Tidak percaya!? Ya, sudahlah, kalian dengarkan saja. Aku tulis nama tokohnya. Kubaca ya!? Terimakasih.
LELAKI ITU MENCARI BARIS-BARIS DALAM TULISAN DAN MELANJUTKAN MEMBACA LAGI.
Lelaki itu tercenung. Tatapan mataya menahun. Tak lepas memandang ranting, daun, semut, ulat, maupun aliran air yang mengalir. Hari masih sekuning cahaya. Pada dahi lelaki itu telah tercatat baris-baris beban. Begitu buram. Pikirannya kembali terbang di pinggir ranjang. Perempuan itu, istrinya, mengangis tersedu-sedu. Lelaki itu seperti kehilangan kata. Tak mampu harus berbuat apa.
MENATAP KE ARAH PENONTON. WAJAHNYA AGAK SEDIKIT KECEWA.
Mengapa kalian diam? Tak enak ya? Wah, pikiran kalian sama dengan pikiran istriku. Hanya mungkin lebih beringas. Malah tanpa sebab, ia pernah meminta cerai padaku.”Pokoknya, aku mau pisah. Aku minta cerai. Titik!” aku Cuma bisa diam. Hatiku serasa kelam. Katanya lagi, “ Kalau abang tidak mau, jangan salahkan kalau nati rumah ini penuh dengan nisan!”
LELAKI ITU MERAS TUBUHNYA SEKETIKA LEMAS. IA JALAN PERLAHAN MENGAMBIL. KURSI LALU DUDUK DENGAN WAJAH YANG MURAM.
Waktu itu aku hanya terduduk di pinggir ranjang. Bibirku masih tetap terkatup.
LELAKI ITU PERLAHAN MENGAMBIL SEBATANG ROKOK DARI SAKUNYA MEMBAKARNYA, LALU MENGHISAPNYA DALAM-DALAM. MENERAWANG JAUH.
 Tatapan mataku mamaku di dinding. Pada sebuah foto perkawinan yang tergantung. Ada kebahagiaan yang tergurat jelas di sana. Bingkainya yang keemasan itu, menambah lengkapnya kebahagiaan kedua tokoh, foto pernikahan kami, yang tergambar abadi disana. Aku waktu itu masih terdiam. Hanya tatapan mataku yang menyebar kesetiap sisi dan sudut ruangan kamar. Aku masih ingat, betapa kamar kami telah menjadi saksi yang paling layak dipercaya. Demi mengingat itu hatiku memanas. Kalian tahu, demi perempuan itu segelanya rela kukorbankan. Tetapi apa yang kudapatkan. Lacur dasar lacur. Perempuan yang katanya istriku, yang paling kucintai melebihi segalanya itu, telah menghancurkanku kebahagiaan rumah tangga yang kami bina begitu rupa.
LELAKI ITU BERDIRI. ROKOK YANG BELUM HABIS ITU DICAMPAKKAN BEGITU SAJA DILANTAI. LALU LELAKI ITU MENGINJAK-INJAKNYA DENGAN PENUH KESAL.
Awalnya, aku berfikir. Ia sering marah-marah, karena aku selalu larut dalam tulisan. Kemudian, lupa menemaninya tidur. Lupa mengajaknya berbicara dan bercanda. Lupa segalanya. Kupikir itu. Kalian tidak percaya!? Ah, jangankan kalian istriku saja selalu menaruh curiga padaku. Lupakan. Lupakan saja. Aku hanya ingin menceritakan tentang istriku pada kalian. Isteriku yang selalu memarahiku kalau terlambat pulang kerumah. Isteri yang selalu memarahiku kalau aku sedang menerima telepon atau sms dari seorang perempuan yang sebenarnya belajar menulis kepadaku. Isteri yang kuanggap setia. Eh, ternyata...?
LELAKI ITU TERDIAM. DIA MENGAMBIL SESUATU DI SAKU CELANANYA. SEBUAH SAPU TANGAN. KEMUDIAN MENGHAPUS AIR MATANYA.
Bukan. Aku bukan menangis. Mataku erasa sedikit gatal saja. Mungkin terlalu lama menulis. Sehingga mataku terasa lelah. Sumpah. Aku tidak menangis. Aku marah. Coba kalian pikir. Disini. Ya disini, ditempat ini. Isteri yang sekarang kusebut perempuan itu, tiba-tiba datang memelukku. Sambil berteriak kegirangan ia menyamaikan sesuatu, “aku hamil, bang.” Isteri yang kusebut perempuan itu memelukku penuh gembiri. Aku segera melepaskan pelukan itu dengan tiba-tiba. Dia terkejut dan bertanya, “kenapa, bang?” mata isteri yang kusebut perempuan itu mulai berkaca. Kebahagiaan yang paling diimpikannya seolah raib begitu saja. “apa ada yang salah?” isteri yang kusebut perempuan itu bertanya lagi. Puih! Dia lalu menerorku dengan bebagai pertanyaan-pertanyaan yang paling tidak aku suka. “abang tidak bahagia dengan kehadiran anak kita?” isteri yang kusebut Perempuan itu menggoncang tubuhku. “Atau Abang berpikir yang tidak-tidak tentang aku?”
LELAKI ITU BANGKIT. IA MERASA BERSEMANGAT DAN PENUH KEMENANGAN.
Tahukah kalian apa yang kulakukan selanjutnya. Tidak!? Aku hanya diam. Ya, hanya diam. Ada beban dan sesuatu yang tak perlu kuucapkan. Ada kata-kata yang terbelah menjadi serpihan-serpihan tak berbentuk. Sejak itu, aku lebih memilih mengakrabkan diri dengan tulisan-tulisanku dan sebatang pohon jarak yang tumbuh tepat dipinggir parit di belakang rumah kami. Eh, maaf rumahku. Kenapa? Karena aku yang membelinya. Ya. Pada sebatang pohon jarak itu aku berdialog dengan kesunyian. Bercengkrama dengan kesepian. Karena aku merasa hatiku kosong begitu kosong.
LELAKI ITU BERGERAK MENGAMBIL GITAR BERNYANYI DENGAN SUARA YANG SETELAH GALAU. BERHENTI. MENYERUPUT KEMBALI KOPI KENTAL. YANG TERLALU LAMA DINGIN ITU
Mungkin hanya kalianlah yang mengerti perasaanku saat ini. Betapa sakitnya dikhianati. Bagaimana aku bisa bergembira dengan kehamilan isteriku. Tidak. Tidak samasekali. Aku tidak akan memberitahukannya pada kalian. Karena itu adalah aib. Mungkin pada saat yang tepat aku akan berbagi pada kalian. Aku lebih memilih diam. Termasuk pada isteri yang sekarang kusebut perempuan itu. Berhari-hari, bahkan sudah melewati bulan kedelapan, aku selalu seperti itu, jika tidak ada kesibukan lain yang memaksaku untuk berburu dengan waktu. Lalu teriakan, jeritan, tangisan isteri yang sekarang kusebut perempuan itu selalu membakar segala ketidakberdayaanku menjadi sebuah kekuatan. Adakah dari kalian yang cintanya dikhianati. Ya, persis. Akupun begitu! Sepakat!
LELAKI ITU TIBA-TIBA MENUJU KEARAH SUDUT-SUDUT RUANGAN. ADA PERASAN CURIGA. IA MERASA SEDANG DIAWASI. TETAPI KETIKA MERASA SEMUANYA AMAN IA KEMBALI LAGI. MENYERUPUT KOPI LAGI. DAN BERBISIK.
Aku sebenarnya begitu mencintainya. Tapi, aku malu mengakuinya. Pernah satu kali ia memaksaku untuk memeriksakan diri ke dokter. “Ayo kita ke dokter, periksa DNA,” ujar isteri yang sekarang kusebut perempuan itu terbata. Aku masih juga terdiam. Lalu isteri yang sekarang kusebut perempuan itu histeris, “Aku tidak akan pernah memeriksa kandungan ini.” Air matanya menderas.” jika Abang tidak mau ikut memeriksakan diri juga” Plak! Kata-kata itu seperti menamparku bertubi-tubi. Tapi, aku juga tetap diam, tidak mau bicara. Rasa malu, marah dan kecewa serasa berganti-ganti. Isteri yang kusebut perempuan itu berteriak lagi,”Abang tidak bisa selamanya terus begini,” ujar isteri yang sekarang kusebut perempuan itu sambil menyeka air mata,” Diam tidak akan pernah menyelesaikan segalanya!”
LELAKI ITU KEMBALI KE MEJA KERJANYA MENCARI-CARI SESUATU. DAN DIA SEPERTINYA TIDAK MENEMUKAN SESUATU.
Coba kutanya pada kalian. Jika kalian menerima musibah yang serupa dengan apa yang kalian lakukan? Marah? Benci? Atau diam? Nah, nah, nah. Akupun seperti tu. Aku hanya diam. Tetapi, isteri yang kusebut perempuan itu terus meracau. “Bicara!” isteri yang kusebut Perempuan itu berteriak sekuat-kuatnya, “Bicara!” isteri yang kusebut perempuan itu terus meracau. Berteriak. Menjerit. Berlari kesana kemari. Ia terus dan terus menjambak-jambak rambutnya. Menangis sejadi-jadinya. “jika kehamilan ini yang menjadi persoalan, maka aku akan menggugurkannya. Walau usia kandunganku ini sudah termasuk bulan kelahiran. Atau kita sebaiknya bercerai!” isteri yang kusebut Perempuan itu terus berteriak, “Pengecut! Banci! Kita cerai! Dengar! Aku mintai cerai!”
WAJAH LELAKI ITU TIBA-TIBA MENEGANG. ADA GEJOLAK YANG SEAKAN MENDESAK HENDAK MELEDAK
“Diam!” Aku mengerang. Gundahku meledak. Rokok yang sedari tadi bergantung disela-sela jariku, terloncat begitu saja. Nyaris mengenai isteri yang kusebut perempuan itu. Isteri yang kusebut Perempuan itu meradang. “Aku minta cerai! Titik!” Aku membalas. “Diam! Kalau aku bilang diam, diam!” Dia tak mau kalah, “Aku tidak akan pernah diam, jika Abang tidak jelaskan kepadaku tentang sikap Abang selama ini. Kebencian Abang yang begitu tiba-tiba kepadaku, terutama kepada calon anak kita. Dan Aku tidak akan pernah diam, kecuali Abang menceraikan aku. Aku minta cerai!” Aku tak mau kalah. “Aku benci padamu!Aku benci pada anak yang dikandunganmu! Aku benci diriku sendiri!” Kami terdiam beberapa saat. Isteri yang sekarang kusebut perempuan itu coba melunak. “Kenapa? Apanya yang salah?” desak perempaun itu,”seharusnya Abang bangga. Bangga dengan kehadiran anak kita. Anakmu, Bang?.” Aku menggeleng dan menghindar. Pandanganku jauh. Kukatakan padanya dengan suara berat dan tertahan. “Itu bukan anakku. Dengar itu bukan anakku!” Isteri yang sekarang kusebut perempuan itu berusaha untuk terus melunak. “Jadi, secara tidak langsung aku melakukannya dengan orang lain. Abang pikir, aku telah berzinah, aku selingkuh?!” Aku marah. Ya, aku marah terutama pada diriku sendiri. Kukatakan padanya. “Pokoknya anak itu bukan anakku. Titik!” aku lalu pergi begitu saja. Jiwaku mengerang. Waktu itu aku pergi dengan berjuta kekalahan, meninggalkan isteri yang sekarang kusebut perempuan itu. Isteri yang sekarang kusebut Perempuan itu ditumpuk-tumpuk amuk.
LELAKI TU TIBA-TIBA MENGMABIL KURSI DAN MELETAKKANNYA DIATAS MEJA. KEMUDIAN MENGAMBIL SESUATU DI TUMPUKAN KERTAS. BERDIRI DI SAMPING KURSI KEMUDIAN BERTERIAK-TERIAK SEOLAH DEKLAMATOR HANDAL.
Diruas ranting perjalanan semut semut beriringan. Hari sekuning cahaya. Embun yang terus menerus menitik tadi pagi, sudah lama mengering. Melahirkan debu. Diantara semut yang beriringan, seekor diantaranya, terpeleset jatuh. Tpat diatas daun yang berlayar bersama air mengalir. Arusnya kadang deras, kadang sangat perlahan , seperti seekor ulat yang merayap di patahan-patahan ranting. Angin berhembus disela-sela daun. Melintas begitu saja. Hari semakin beranjak jingga. Sayup dari kejauhan suara seseorang mengundang cemas.
LELAKI ITU BERHENTI. MENURUNI MEJA. LALU MENYERUPUT KOPI YANG TINGGAL AMPASNYA. MENGAMBIL SEBATANG ROKOK DAN MENYALAKANNYA. MENGHISAPNYA DALAM-DALAM. TATAPANNYA MENERAWANG.
Lama aku merenung. Tidak. Aku hanya merenung. Aku sadar. Aku tidak perlu egois. Sebenarnya aku malu. Tapi, aku harus tahu diri. Apalagi ketika tetanggaku datang tergesa-gesa menemuiku. “Kakak pingsan, Bang. Cepat. Operasinya lagi berjalan!”. Secepat angin, begitulah aku terbang. Menembus segala kegelisahan. Rasa maluku menjalar. Betapa tidak, sudah lama aku ingin mengatakan bahwa aku sudah tidak mampu memberikan keturunan kepada istri yang sekarang sudah kusebut isteriku. Batinku terus berontak. Rasa senang tidak ingin memiliki anak sudah kubuang jauh-jauh. Tetapi, istriku hamil? Isteriku tengah dioperasi. Istriku, ah. Dan isteriku tidak menyadari betapa aku ternyata begitu mencintainya. Aku juga merasakan rasa takut sekaligus rasa malu yang bukan kepalang, jika ketahuan. Secepat angin, begitulah aku datang. Menyambut dokter yang keluar dari ruang operasi seperti takut dan senang. “Selamat!” kata dokter itu. “Terimakasih, Dok. Apa anaknya, Dok. Sehatkan, Dok?” tanyaku hati-hati. “Anak siapa?”dahi dokter berkerut. Ia lantas tersenyum, “ooo, bukan. Istri Bapak tidak mengandung. Istri bapak terkena tumor. Dan kami berhasil mengangkatnya. Sekarang sedang beristirahat.” Aku was-was sekaligus puas, “Tapi katanya...hamil?” Aku merasa melayang ketika dokter itu menggelengkan kepala. Aku gembira. Bahagia! Aku ingin menari dan berpuisi!
LELAKI ITU LALU MELENGGAK-LENGGOKKAN TUBUHNYA. IA MENARI. IA BERPUISI.
Secepat arus air mengalir, begitu ia tergelincir. Secepat datang, secepat itu pula ia pergi. Senang dan benci begitu saja hadir silih berganti. Dan ini memang ramadhan kesekian.
LELAKI ITU TERUS MENARI DAN SEOLAH PEJUANG YANG MENANG DARI GELANGGANG PERANG IA NAIK KEATAS MEJA DAN BERTERIAK SEKUAT-KUATNYA
Istriku aku cinta padamu!
LAMPU PERLAHAN PADAM. MUSIK PERLAHAN DIAM. PADAM
SELESAI

Medan, KOMUNITAS HOME POETRY, 06-12-14
BIODATA

M.Raudah Jambak, S.Pd, lahir di Medan, 5 Januari 1972. Pernah bersingguangan di Komunitas Forum Kreasi Sastra, Komunitas Seni Medan, Komunitas Garis Lurus, Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia, Komunitas Sastra Indoneisa, Seniman Indonesia Anti Narkoba, dll. Guru Bahasa dan Sastra Indonesia SMK, Dosen Ilmu Komunikasi Filsafat Panca Budi Medan. Alamat tugas : Jalan Jenderal Gatot Subroto Km 4,5 Medan, Sumatera Utara. Hp 085830805157. Kontak Person TBSU- Jl. Perintis Kemerdekaan, no. 33 Medan. Saat ini sebagai Direktur Komunitas Home Poetry. Kegiatan terakhir mengikuti Temu Sastrawan III di Tanjung Pingan. Cukup banyak kegiatan yang digeluti sejak SD yang berkaitan denan seni, sastra dan budaya. Lokal, nasional, maupun Asia Tenggara. Secara nasional dimulai pada event PEKSIMINAS di Jakarta (Teater, 1995), LMCP_LMKS di Bogor (sampai 2008), MMAS Guru-guru se Indonesia di Bogor (2008), work shop cerpen MASTERA, di Bogor(2003), Festival Teater Alternatif GKJ Awards, di Jakarta, TSI 1-3, Juara Unggulan 1 Tarung Penyair Se-Asia Tenggara di Tanjung Pingan. Nominasi cipta puisi nasional Bentara, Bali, dll. 

REKAM JEJAK M.RAUDAH JAMBAK (BIODATA)



 REKAM JEJAK M.RAUDAH JAMBAK (BIODATA)


I. Aktivitas Kepenulisan/ Sastra
1. Instruktur Tetap tentang Penulisan Kreatif di Sanggar Generasi Medan (1995-sekarang)
2. Ketua Teater LKK IKIP Medan (1994-1995)
3. Ketua Komunitas Home Poetry (2008-sekarang)
4. Pembina/Instruktur Forum Lingkar Pena (FLP) Medan/Sumatera Utara (2004-sekarang)
5. Pengurus HISKI Sumatera Utara (2005-sekarang)
6. Koordinator Sastra SIAN SUMUT (2008-20013)
7. Anggota (Pengurus) LITBANG HSBI SUMUT (2009-2014)
8. Ketua MGMP Se-Perguruan Panca Budi (2008-2010)
9. Ketua AGBSI Medan (2009)
10. Anggota FKS (1999)
11. Ketua Forum Kontak Sastra (1999-sekarang)
12. Program Penulisan Cerpen Mejelis Sastrawan Asia Tenggara (MASTERA) di Bogor (2003)
13. Dewan Juri dalam “Pergelaran Sastra” Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia (2006)
14. Juri Lomba Drama Tingkat SD Perpustakaan Panca Budi (2006)
15. Juri Lomba Baca Puisi Tingkat SMP Perpustakaan Panca Budi (2006)
16. Dewan Juri dalam “Parade Teater SMA se-Kota Medan” (2006)
17. Dewan Juri Lomba Baca Puisi “Temu Ramah dan Kreasi” FBS-Universitas Negeri Medan (2007)
18. Dewan Juri Cipta Puisi dalam “Festival Lomba Seni & Sastra Nasional (FLS2N) SMP/MTs” Dinas Pendidikan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (2008)
19. Dewan Juri Cipta Puisi dalam “Festival Lomba Seni & Sastra Nasional (FLS2N) SMP/MTs” Dinas Pendidikan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (2009)
20. Dewan Juri Cipta Puisi dalam “Festival Lomba Seni & Sastra Nasional (FLS2N) SMP/MTs” Dinas Pendidikan Medan (2009)
21. Instruktur Seminar dan Workshop Penulisan Puisi “Medan Urban Arts Festival” (2008)
22. Dewan Juri Lomba Baca Puisi “The 2nd Medan International Poetry Gathering” DIKBUDPAR-Urban Arts Associates (2008)
23. Pemateri dalam “Pelatihan Menulis untuk Guru” Serikat Guru Indonesia Kota Medan (2009)
24. Dewan Juri dalam “Perlombaan Bahasa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia” FBS-Universitas Negeri Medan (2008)
25. Dewan Juri Cipta Cerpen dalam “Short Stories Competition (STROM) (2008)
26. Dewan Juri Lomba Pidato HUT Kejaksaan Tinggi Negeri Sumatera Utara (2008)
27. Dewan Juri Baca Puisi HUT kemerdekaan RI Departemen Perdagangan (2007)
28. Dewan Juri Cipta & Baca Puisi “Ajang Kreativitas Mahasiawa” Senat Mahasiswa Universitas Negeri Medan (2008)
29. Instruktur Workshop Penulisan Jurnalistik IAIN Sumatera Utara (2007)
30. Pembicara UU anti Pornoaksi/Pornografi di IAIN Sumatera utara
31. Mengikuti Festival Puisi Internasional di Medan (2007)
32. Mengikuti Temu Sastrawan Indonesia I di Jambi (2008)
33. Juri Lomba Pidato “Gelegar Bulan Bahasa” FBS Universitas Negeri Medan (2002)
34. Juri Lomba Baca Puisi “Gelegar Bulan Bahasa” FBS Universitas Negeri Medan (2002)
35. Juri Festival Drama se-Universitas Negeri Medan (1999)
36. Juri Festival Drama se-Universitas Negeri Medan (2000)
37. Juri Gemilang Prestasi Panca Budi I s/d V (2005-2010)
38. Juri/Pengamat Parade Teater Sekolah I-V Sumatera Utara (2000-2005)
39. Pengamat tetap PARADE TEATER PELAJAR dari 2003 s/d 2006
40. Platih teater di beberapa sekolah sampai sekarang
41. Instruktur Acting D’WIN DOWS PRODUC TIONS sampai 2008
42. Tampil dalam TASSEMATA di TBSU 1994.
43. Aktor naskah ABRA KA DAB RA karya Suyadi San adaptasi cerpen Danarto di pentas tertutup TIM Jakarta, 1996 dalam rangkaian Pekan Seni Mahasis wa tingkat Nasional.
44. Aktor/Sutradara dalam naskah MENYIBAK TIRAI MASA DEPAN 1997 di Pardede Hall.
45. Aktor dalam naskah WA JAH KITA karya Suyadi San 1998 di hotel GARUDA PLAZA Konvention Hall.
46. Aktor dalam naskah TRAGEDI AL-HALLAJ karya Abdul Hadi WM di Hotel Tiara Konvention Hall 1999.
47. Aktor dalam PE TANG DI TAMAN karya Iwan Simatupang di TBSU 2000.
48. Aktor dalam Bulan Bujur Sangkar karya Iwan Simatupang 1996
49. Aktor Parodi PEJUANG 2000 di Departeman Pariwisata, Seni dan Budaya Pematang Siantar.
50. Aktor dalam naskah MARNI karya Amiruddin AR di TVRI Medan 2001.
51. Aktor dalam naskah TANAH GARAPAN karya Amiruddin AR di TVRI 2002.,
52. Aktor Monolog ANJING MASIH MENGGONGONG (2004).
53. Menyutra darai monolog "Indonesia Undercover" dalam seleksi Monolog 2005, di Taman Budaya Suma tera dalam rangka monolog nasional di Graha Bakti, Taman Ismail Marzuki.
54. Aktor JODOH PARADE TEATER SUMUT 2006 di TBSU.
55. Menyutradarai PEREMPUAN TANPA KEPALA di TBSU 2007.
56. Aktor JODOH SABTU TERTAWA ALA KAMPUSI 2008 di TBSU.
57. Menyutradarai TIURMAIDA 08/09 di TBSU.
58. Di 2009 dalam CUBLIS di TBSU terlibat sebagai Co- Sutradara-bersama penulis/pemain Hasan Al-Banna, dalam rangkaian Jaringan Teater Se-Sumatera di LAMPUNG. Saat ini selain di FKS, HISKI, SIAN, AGBSI, HSBI dan GENERASI juga membidani Komunitas Home Poetry (Komunitas HP-1997) sekaligus sebagai Ketua Umum, juga bertugas di beberapa sekolah sebagai staf
II. Prestasi Kepenulisan/ Sastra 1. Juara II “Sayembara Menulis Puisi se-Sumatera” TELKOMSEL (2004)
2. Juara II “Sayembara Menulis Puisi Kemerdekaan se-Sumatera” TELKOMSEL (2004)
3. Juara II Sayembara Pantun dalam “Seminar Nasional Datuk Badiuzzaman Surbakti Sri Indera Pahlawan (2004)
4. Juara II Lomba Baca Puisi “Piala Kantata Bangsa I se-Sumatera Utara” Yayasan Kantata Bangsa (2004)
5. Finalis “Lomba Cerpen Tingkat Nasional Festival Kreativitas Pemuda” Departemen Pendidikan Nasional RI (2007)
6. Juara II “Sayembara Menulis Puisi” Dewan Kesenian Medan (2004)
7. Juara II Sayembara Menulis Puisi TELKOMSEL se-Sumatera (2005)
8. Nominasi Program Reguler Lomba Menulis Cerpen Guru Tingkat Nasional (2007)
9. Juara III Program khusus Lomba Menulis Cerpen Guru Tingkat Nasional (2008)
10. Mengikuti workshop Cerepen MASTERA, di Bogor (2003)
11. Mengikuti workshop MMAS, di Bogor (2007)
12. MENGIKUTI Festival Teater Alternatif GKJ Awards, di Jakarta (2003)
13. MENGIKUTI workshop teater alternatif, di TIM Jakarta (2003),
14. Seminar seni dan budaya pada Pameran dan Perge laran Seni Se-Sumatera, di Taman Budaya Banda Aceh (2004)

III. Karya Kepenulisan di Surat Kabar 1. Mimbar Umum (Medan)
2. Analisa (Medan)
3. Waspada (Medan)
4. Sumut Pos
5. Harian Sumatra
6. Harian Warta Kita (Medan)
7. Andalas (Medan)
8. Radar Medan
9. Sinar Medan
10. Suara Medan
11. Portibi (Medan)
12. Analog (Medan)
13. Taruna Mandiri (Medan)
14. Harian Global (Medan)
15. Medan Pos
16. Majalah Gong (Yogyakarta)
17. Lampung Post
18. Suara Rakyat Merdeka (Jakarta)
19. Suara Karya (Jakarta)
20. Ben (Yogyakarta)
21. Banjar Masin Post
22. Majalah Srikandi
23. Majalah Horison (Jakarta)
24. Majalah Siasah Malaysia
25. Kompas Online (Jakarta)
IV. Karya Kepenulisan di Buku Antologi bersama Penulis Lain
1. Antologi Puisi MEDITASI (Sastra religius, 1999)
2. Antologi Puisi Seratus Untai Biji Tasbih (Sastra religius, 2000)
3. Antologi esay PARADE TEATER SEKOLAH (Aster, 2003)
4. Antolgi Esay 25 Tahun Omong-Omong Sastra (2004)
5. Antologi Puisi 50 Botol Infus (Teater LKK UNIMED:2002)
6. Antologi Puisi Amuk Gelombang (Star Indonesia Production:2005)
7. Antologi Puisi Ragam Jejak Sunyi Tsunami (Balai Bahasa Medan:2005)
8. Antologi Puisi Jogja 5,9 Skala Richter (Bentang:2006)
9. Antologi Puisi Medan Puisi (2007)
10. Antologi Puisi Tanah Pilih (Disbudpar Jambi:2008)
11. Antologi Pusi Penyair Muda Malaysia-Indonesia (PENA Malaysia:2009)
12. Antologi Puisi, Cerpen, dan Naskah Drama Medan Sastra (TSS-TSSU:2007)
13. Antologi Puisi dan Cerpen Merantau ke Atap Langit (Teater LKK UNIMED:2008)
14. Antologi Cerpen 30 Terbaik Lomba Cerpen Tingkat Nasional Festival Kreativitas Pemuda 2007: LOKTONG (CWI:2007)
15. Antologi Cerpen Tembang Bukit Kapur (ESCAEVA Jakarta:2007)
16. Antologi Cerpen RANESI – RADIO NEDERLAND SIARAN INDONESIA (GRASINDO:2009)
17. Antologi Cerpen Denting (DKM:2006)
18. Antologi Cerpen Jalan Menikung ke Bukit Timah (Disbudpar Pangkalpinang:2009)
19. Antologi Cerpen Dari Pemburu Sampai Ke Teraupetik Majelis Sastrawan Asia Tenggara (Pusat Bahasa:2003)

V. Aktivitas di Bidang Teater 1. Aktif di Teater LKK Universitas Negeri Medan (1993-1997)
2. Aktif di Teater Generasi Medan (1995-sekarang)
3. Instuktur Senior di Teater Generasi Medan (1995-sekarang)
4. Instruktur Tamu di Teater LKK Universitas Negeri Medan (1997-sekarang)
5. Instruktur Tamu di Teater Alif (2005-2007)
6. Aktor Tamu di Teater Nasional (1999)
7. Aktor Tamu di Teater Anak Negeri (2000)
8. Aktor Tamu di Teater Merdeka (1999/2007)
9. Aktor Tamu di Teater Nuansa (2000)
10. Aktor Tamu di teater Imago (1999/2003)
11. Aktor Tamu di Teater Patria (1993-2006)
12. Sutradara Tamu di teater BLOK (2008)
VI. Prestasi di Bidang Teater 1. Juara Harapan I Kelompok Teater Lomba Teater Mahasiswa se—Indonesia di Jakarta (1995)
2. Sutradara Teater Peraih Gelar Penampilan Terbaik II Parade Teater Sekolah II Sumatera Utara (2003)
3. Juara III Festival Teater Dewan Kesenian Medan (2000)
4. Juara III Parodi EXTRA VAGANZA SIAN SUMUT (2009)

VII. Peristiwa/ Pementasan Teater yang Pernah Diikuti 1. Mengikuti Pertemuan Teater Se-Sumatera di Aceh (2000)
2. Mengikuti Eksebisi Teater se-Indonesia di Medan (2001)
3. Mengikuti Festival Teater Alternatif GKJ Awards di Jakarta (2003)
4. Menyutradarai naskah Sang Penyair karya M. Raudah Jambak-TBSU (1994).
5. Menyutradarai naskah Perempuan Tanpa Kepala (2001)
6. Menyutradarai naskah Pelajaran karya Bakdi Soemanto (2002)
7. Menyutradarai Penjaja Kereta Sorong karya Murray Schisgal (2002)
8. Aktor monolog Tamu Terakhir karya M. Raudah Jambak (2003).
9. Aktor/Sutradara monolog TEROR karya M. Raudah Jambak (2008).
10. Menyutradarai monolog Indonesia Under Cover karya Suyadi San (2005).
11. Aktor dalam naskah Jodoh karya Ys. Rat (1996/2004)
12. Aktor dalam naskah RT Nol RW Nol karya Iwan Simatupang (2007)
13. Menyutradarai Bulu Dada Adaptasi Cerpen Ketiak Bakdi Soemanto (2005)
14. Mengikuti Workshop Teater “Festival Teater Alternatif GKJ” di TIM Jakarta (2004)
15. Sutradara TIURMAIDA naskah AFRION adaptasi Cerpen Hasan Al Banna (2008)
16. Mengikuti Parade Pertunjukan Teater “KALA Sumatera” di Bandarlampung (2009)
17. Co-Sutradara dalam monolog Cublis karya Hasan Al Banna (2009)

CAMPUR SARI JEJAK
No Judul Jenis)* Penerbit Tahun Terbit Keterangan
1) KECAMUK Antologi Puisi Sastra Leo Medan 1999
2) SERATUS UNTAI BIJI TASBIH Antologi Puisi Sastra Religius Medan 2000
3) MEDITASI Antologi Puisi Sastra Religius Medan 2001
4) TENGOK Antologi Puisi Arsas Medan 2002
5) 25 Tahun OOS Antologi esay Sastra Leo 2003
6) TEMBANG BUKIT KAPUR Antologi Cerpen katanya Escave 2007
7) RANESI Antologi Cerpen Grasindo 2007
8) DENTING Antologi Cerpen Dewan Kesenian Medan 2006
9) 6 Penyair Urban Antologi Puisi Laboratarium Sastra 2008
10) Tanah Pilih Antologi Puisi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jambi 2008
11) 5,9 Skala Richter Antologi Puisi Jogja 2006
12) 50 Botol Infus Antologi Puisi LKK Unimed 2006


No Mata Pelajaran / Bidang Studi Instruktur /Guru Inti/ Tutor/ Pemandu Tempat Keterangan
1) Bahasa Indonesia/cipta puisi Instruktur Taman Budaya Sumatera Utara
2) Bahasa Indonesia/Teori dan apresiasi puisi Instruktur Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah
3) Bahasa Indonesia/Bedah buku Lasykar Pelangi Moderator Panca Budi Medan
4) Bedah Buku/Quantum Teaching Pemakalah (Ketua) Panca Budi
5) Diskusi LP3B Anggota/Peserta Panca Budi
6)



No Nama/ Jenis Diklat Tempat Waktu Pelaksanaan
(……..jam) Penyelenggara Keterangan
a. Diklat MMAS (membaca, menulis dan apresiasi sastra) Jakarta 26 Sep-1Okt 2005 (84 Jam) Dirjen Manajemen Pend. Dasar dan Menengah
b. Penulisan Mastera : Cerpen CisaruaBogor 9-15 Agustus 2003 (84 Jam) Majelis Sastra Asia tenggara dan Pusat Bahasa
c. Penelitian Tindakan Kelas Universitas negeri Medan 23 -25 Mei 2008(30 Jam) STAI Hikmatul Fadillah Medan
d. Pembelajaran Pakem dan CTL Panca Budi Medan 25-27 Desember 2007/2-7 Januari 2008 Perguruan Panca Budi Medan
e. Team Character Building Panca budi Medan 7 Juli 2007 Panca Budi Medan
f. Kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran Dinas Pendidikan SUMUT 26-30 Desember 2006 (50 Jam) Dinas Pendidikan SUMUT
g. Uji coba Instrumen Penilaian Buku Teks Pelajaran Seni Budaya, Keterampilan, Penjasorkes, dan Teknologi Informasi dan Komunikasi Hotel TIARA Medan 17 April 2008 Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
h.
i.


No Nama Lomba/ Kejuaraan Waktu
Pelaksanaan Tingkat Penyelenggara Keterangan
1) Menulis Cerita Pendek 18 Juni- 13 Desember 2007 Nasional Dirjen. Manajemen Pend. Dasar dan Menengah
2) Penulisan Cerita Rakyat 20 Agustus- 3 November 2006 Nasional Pusat Bahasa Jakarta
3) Penulisan Cerita Pendek 13 0kt 2004 Nasional Dirjen. Manajemen Pend. Dasar dan Menengah
4) Lomba Baca Puisi 28 Agustus-4 September 1995 Nasional Pan. Pekan Budaya, Pameran Buku dan Tekonologi Islam
5) Menulis Naskah Sandiwara Radio 11 September 2004 Nasional RRI Cab. Medan
6) Lomba Cipta Puisi 10 Agustus 2004 Lokal Dewan Kesenian Medan
7) Festival Teater Alternatif GKJ Awards 2003 13-20 Okt 2003 Nasional Gedung Kesenian Jakarta
8) Cipta Puisi Online II TELKOM 2004 8 Juli 2004 Provinsi TELKOM Medan
9) Menulis Pantun/Syair 25 Juli 2004 Nasional Mengenang 132 thn “Perang Sunggal”
10) Teater Sekolah 8 Okt 2002 Lokal Asosiasi Seni Teater Sumatera Utara
11) Baca Puisi 8 Mei 2004 Provinsi Piala Kantata Bangsa I
12) Baca Puisi Islami 28-30 Mei 1995 Lokal Renungan Muharram Seniman Medan
13) Baca Puisi 1996 Lokal Pekan Seni Anak Muda Medan
14) Baca Puisi 1 Juli 1996 Lokal Lembaga Kebudayaan Antar Bangsa dan Ikatan Mahasiswa Pemuda Pengarang Indonesia
15) Senam Kesegaran Jasmani dan Gerak Jalan 31 Maret 1995 lokal Dies Natalis Tri Dasawarsa IKIP Medan
16) Baca Puisi 13-28 Juli 1996 Lokal Milad Sanggar Remaja Islam II
17) Baca Puisi 18 Mei 1996 Lokal Renungan Muharram Seniman Medan
18)




Medan, 4 Februari 2010
Hormat Saya,