MAKA BATU SEHINGGA LUBANG
pada
lorong ini kata-kata berlumut di dinding-dinding gua suara-suara beradu teriak
di gendang telinga entah mengapa desing peluru itu tak juga enyah ia menyusup
terus pada kisi-kisi pikir pendatang yang datang dan pergi
pada
lorong ini saudara tua pernah mencatat kuasa di dinding-dinding gua ada sejarah
yang mengering tapi kemanakah halaman lembar-lembar yang terkoyak dari buku pelajaran sekolah? Ah, mungkin ia
sekadar singgah di negeri entah
pada
lorong ini batu-batu mengeraskan kata-kata saudara tua di dinding-dinding gua
mewartakan sejarah dan kisah-kisah lama adakah luka tercatat pada peta atau
lubang yang semakin meruang? Lalu kemana pendatang yang datang dan pergi?
Mungkinkah mereka sekadar singgah di negeri entah, ah
komunitas
home poetry, 2012
PORTIBI
sesekali
kutelusuri bilik sempit
sudut
kusam, cagar sejarah
dan
relief dingin memaknai kediamanmu
yang
berdebu dan gosong pengetahuan
tak
ada catatan yang tertinggal
selain
kegalauan merubung dada
dan
kanak berebut benang putus layang
serta
sorak kegembiraan yang menyusup
di
dinding-dinding senyap
komunitas home poetry, 2012
TUGU
GURU PATIMPUS
ada lembaran sejarah, sahdan, tentang catatan
yang terlepas hurup-hurupnya dari paragraf-paragraf usang
sebuah pundamen yang melapuk, yang tergerus
membentuk debu-debu, menebal menjadi cerita lain
dalam keniscayaan sebuah perobahan mengekalkan perjalanan,
mengekalkan peradaban urban
di sini pedagang kaki lima menjadwalkan singgah
di sini orang-orang jalananmenetapkan segala istirah
di sini keteraturan adalah sekadar alas kaki mengikis daki-daki
bulan dan matahari hanyalah jam langit yang mengisyaratkan
kapan datang dan pergi. lalu, lampu taman yang kadang redup
menarikan iramanya sendiri menuju keabadian para pemimpi
yang sesekali usil mencuri bias-bias matahari dan menitipkannya
diam-diam pada bulan
ada lembaran sejarah, sahdan, terbang entah kemana
bersamaan keterpukauan gerbong-gerbong tua
langsirkan gelisah perempuan-perempuan penari
menghibur para petualang yang sejenak datang
mencatatkan liar pandang, kemudian pergi menembus
bilah-bilah sunyi, mencatatkan sejarah lain menjadi cerita lain
membenam teriak segala pongah, mencampak derak suara
ke langit terbelah
di sini pernah ada kobaran api berabad silam membara
percik riwayat kisah-kisah semangat juang
di sini pernah ada gegap sejarah mencatatkan awal mula
pemancakan gedung-gedung nan gagah
dan di sini Guru Patimpus berdiri abadi meratapi kisah lain
dari cerita lain tentang anak-anak jalanan, deru knalpot tua
dan perempuan-perempuan berrok mini yang entah kapan datang,
yang entah kapan pergi
bersamaan keterpukauan gerbong-gerbong tua
langsirkan gelisah perempuan-perempuan penari
menghibur para petualang yang sejenak datang
mencatatkan liar pandang, kemudian pergi menembus
bilah-bilah sunyi, mencatatkan sejarah lain menjadi cerita lain
membenam teriak segala pongah, mencampak derak suara
ke langit terbelah
di sini pernah ada kobaran api berabad silam membara
percik riwayat kisah-kisah semangat juang
di sini pernah ada gegap sejarah mencatatkan awal mula
pemancakan gedung-gedung nan gagah
dan di sini Guru Patimpus berdiri abadi meratapi kisah lain
dari cerita lain tentang anak-anak jalanan, deru knalpot tua
dan perempuan-perempuan berrok mini yang entah kapan datang,
yang entah kapan pergi
Komunitas HP, Medan, 10-1
KOLOLI
KIE
Mengelilingi Gamalama adalah menyulam sebuah kelahiran
Berhenti dari satu jagoru lamo ke jere lain seolah ziarah
Ke makam nabi-nabi
Mengelilingi Gamalama adalah menghirup nafas kehidupan
Memberangus satu bencana menjeput gairah-gairah seolah
Melontar jumrah
Mengelilingi Gamalama adalah mewariskan kasihsayang
Menikmati kelembutan toma nyolo, mendekap kehangatan
Toma nyiha
Mengelilingi Gamalama
Aku dodoki ali
Aku dodoki mari
komunitas
home poetry, 2012
SUNGAI
SIAK
Dari jembatan letong kukunyah riak air
menitip intip patin-patin. Entahlah,
mungkin muntah pasar bawah
mungkin batuk tanjung datuk
dari jembatan letong kuhapus tetes air
merayap jatuh di pipinya yang keruh.
Entahlah, mungkin gertak tongkang
Mungkin gerah limbah
Dari jembatan letong kusaksikan peluh air
terkenang sejarah sirih yang pedih. Entahlah,
mungkin sejarah pohon-pohon batu
mungkin rerak sendi tanah-tanah retak
dari jembatan letong
siak begitu kepompong
rumbai, 10-11
M. Raudah Jambak,
lahir di Medan, 5 Januari 1972. Beberapa karyanya masuk dalam beberapa
antologi, seperti Tanah Pilih (antologi puisi Temu Sastrawan Indonesia I,
Jambi) dan Jalan Menikung ke Bukit Timah (antologi cerpen Temu
Sastrawan Indonesia II, Bangkabelitung), Pulau
Marwah (TSI Tanjung Pinang), Akulah Musi (Temu Penyair Nusantara, Palembang).
Sinetron, Film, maupun IKLAN. Kegiatan yang di kuti selain di
Medan-Sumatera Utara, PEKSIMINAS III di
TIM Jakarta (1995), work shop cerpen MASTERA, di Bogor (2003), Festival Teater
Alternatif Gedung Kesenian Jakarta Awards, di Jakarta (2003) dan workshop teater
alternatif, di TIM Jakarta (2003), Pameran dan Pergelaran Seni Se-Sumatera, di
Taman Budaya Banda Aceh-Monolog (2004). Menyutradarai monolog "Indonesia
Undercover" dalam seleksi Monolog 2005, di Taman Budaya Sumatera dalam
rangka monolog nasional di Graha Bakti, Taman Ismail Marzuki,
Panggung Idrus Tintin, Riau, Taman Budaya Banda Aceh, Taman Budaya Lampung,
Solo, Panggung Penyair Se-Asia Tenggara, Tanjung Pinang,dll. Karyanya
selain di Medan juga pernah dimuat di Surat Kabar/Majalah Nasional/buku di Malaysia, Radio
Nederland, Cyber sastra,dll. Sering menjuarai berbagai lomba selain lomba
baca/cipta puisi, cerpen, lawak, dongeng, proklamasi dan juga Teater lokal,
nasional maupun Asia tenggara. Tarung Penyair Asia Tenggara dinobatkan sebagai unggulan
I. Termasuk lima besar Lomba Cipta Puisi Nasional, Bentara Bali
Post. Selain masuk sebagai pengurus di beberapa organisasi seni, sastra dan
budaya, ia aktif juga dalam kegiatan lainnya termasuk dunia politik. Sering
didaulat sebagai Sutradara, juri dan
pembicara, atau narasumber terkait. Saat ini bertugas di beberapa
sekolah sebagai staf pengajar, Panca Budi,Budi Utomo dan UNIMED,
juga sebagai Koordinator Omong-Omong Sastra Sumatera Utara dan Direktur di Komunitas Home Poetry. Alamat
kontak-Taman Budaya SumateraUtara, Jl.Perintis Kemerdekaan No. 33 Medan. HP. 06130106285 Mail:mraudahjambak@gmail.com,
mraudahjambak@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar